Daftar Isi

Sunday, February 16, 2014

PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN



1. Pendahuluan
     Pada sebagian besar kasus, penyakit jantung didiagnosis sebelum kehamilan. Namun demikian, tetap saja masih terdapat sekelompok kecil wanita yang berada di klinik antenatal dengan penyakit jantung yang belum didiagnosis. Meskipun penyakit jantung terjadi pada kehamilan, yaitu kurang dari 1% penyakit ini berperan secara signifikan dalam peningkatan morbiditas dan mortalitas.

2. Klasifikasi Penyakit Jantung
     A. Penyakit Jantung Rheumatik.
          Insiden penyakit jantung rheumatik (rheumatic heart disease [RHD]) penyakit ini masih menjadi penyakit jantung yang paling banyak terjadi di negara berkembang. RHD menyebabkan inflamasi dan pembentukan skar pada katup jantung dan menyebabkan terjadinya stenosjs katup. Katup mitral adalah katup yang paling sering mengalami stenosis, terjadi pada dua per tiga kasus stenosis. Penyakit ini biasanya bersifat asimptomatik dan sering kali baru terdiagnosis pada kehamilan. Sebagian besar wanita yang menderita penyakit katup jantung dapat diatasi dengan obat, seperti diuretik, bloker beta, atau digoksin. Gangguan dengan gejala yang lebih besar mungkin memerlukan intervensi pembedahan, seperti valvoplasti balon atau penggantian katup.

     B. Penyakit Jantung Kongenital.
          Defek jantung kongenital yang paling banyak ditemukan pada kehamilan adalah defek katup atrium, defek katup ventrikel, duktus arteriosus persisten, stenosis pulmoner, stenosis aorta, dan tetralogi fallot. Sebagian besar defek ini sudah dapat diatasi dengan pembedahan sejak masih kanak-kanak. Lesi jantung yang tidak diatasi dapat menyebabkan hipertensi pulmoner, sianosis dan gagal ventrikel kiri yang berat.
     - Penyakit Jantung Kongenital, meliputi :
       a. Sindrom Eisenmenger.
            Kondisi ini disebabkan oleh pirau darah kangn-kiri yang terjadi pada defek atrium, defek katup ventrikel, atau duktus arteriosus persisten. Hal ini meningkatkan aliran darah pulmoner yang sejalan dengan waktu akan menyebabkan fibrosis, hipertensi pulmoner, dan sianosis. Ibu yang menderita gangguan ini dianjurkan untuk menghindari kehamilan karena mortalitas maternal yang terjadi adalah 30%.
        b. Sindrom Marfan.
            Gangguan ini disebabkan oleh defek autosom dominan pada kromosom 15. Sindrom ini merupakan penyakit jaringan ikat yang mempengaruhi sistem muskuloskeletal, kardiovaskular, dan mata. Abnormalitas kardiovaskuler merupakan yang paling berbahaya karena serat elastis pada media pembuluh darah melemah. Usia rata-rata terjadinya sindrom ini adalah 32 tahun. Kehamilan pada sindrom ini menimbulkan resiko yang signifikan karena adanya peningkatan tekanan pada sistem kardiovaskular, terdapat juga 50% kemungkinan bahwa sindrom marfan akan diturunkan pada anak jika salah satu dari orang tua mengalaminya.
       c. Penyakit Iskemia Jantung.
            Penyakit ini jarang terjadi pada kehamilan, tetapi akan semakin sering terjadi seiring dengan bertambahnya usia ibu. Faktor resiko lain pada penyakit ini adalah merokok, hiperkolesterolemia, obesitas, dan penyalahgunaan obat.
       d. Endokarditis.
            Merupakan inflamasi jantung yang biasanya terjadi pada katup jantung. Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya bakteri dan jamur. Penyebab terseringnya adalah organisme streptokokus dan organisme ini menimbulkan bentuk subakut penyakit ini. Endokarditis akut disebabkan oleh organisme yang lebih virulen, misalnya staphylococcus aureus, streptococcus pneumoniae, dan neisseria gonorrhoeae. Ibu yang menderita penyakit jantung katup, memiliki katup buatan, memiliki riwayat endokarditis, dan menyalahgunakan zat intravena akan rentan terhadap penyakit ini.
       e. Kardiomiopati peripartum.
            Disebabkan oleh inflamasi dan pembesaran miokardium (kardiomegali) meningkatkan kegagalan ventrikel kiri jantung dan menyebabkan terjadi komplikasi tromboemboli. Beberapa wanita yang menderita kardiomiopati peripartum yang berat akan membutuhkan transplantasi jantung. Biasanya, ibu yang menderita penyakit ini tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya dan insiden akan lebih tinggi pada ibu yang berusia lanjut, multipara, hamil kembar, dan hipertensi.

3. Perubahan Dinamika Kardiovaskular Selama Kehamilan.
     Pada kehamilan normal, profil hemodinamika mengalami perubahan dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan pertumbuhan unit fetoplasenta. Meskipun hal ini meningkatkan beban jantung secara signifikan, ibu dengan kehamilan yang sehat akan dapat menyesuaikan dengan mudah terhadap perubahan fisiologis ini. Namun demikian, pada wanita yang sejak sebelumnya sudah menderita penyakit jantung, peningkatan beban kerja tersebut dapat mencetuskan terjadinya komplikasi.

4. Tanda dan Gejala Gangguan Jantung.
     Tanda dan gejala gangguan jantung, meliputi :
     1. Keletihan.
     2. Nafas pendek (dispnea).
     3. Sesak nafas sekalipun dalam keadaan tegak (ortopnea).
     4. Palpitasi.
     5. Nadi meningkat (kolaps).
     6. Nyeri dada.
     7. Edema perifer.
     8. Distensi vena jugular, dan
     9. Terbatasnya aktifitas.

5. Diagnosa.
    Bersamaan dengan tanda dan gejala, pemeriksaan laboratorium dapat membantu mendiagnosa penyakit jantung dan menentukan jenis lesi yang disertai dengan pengkajian kapasitas fungsional jantung saat ini. Pemeriksaan tersebut meliputi :
    1. Hitung darah lengkap.
    2. Elektrokardiografi.
    3. Foto toraks.
    4. Pemeriksaan bekuan darah.
    5. Ekokardiografi.

6. Resiko Ibu dan Janin.
    Resiko morbiditas dan mortalitas bergantung pada tiga faktor :
    A. Sifat lesi jantung.
    B. Efeknya terhadap kapasitas fungsional jantung, dan
    C. Komplikasi terhadap kehamilan.

      

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar setelah membaca artikel ini!!!